Rabu, 23 Januari 2013

Suka Diam dalam Suka



  entah mengapa ada yang berbeda dengan pagi hari ini, badanku ringan sekali begitu mataku terbuka langsung beranjak ke kamar mandi, lalu aku siap-siap dan betah berlama-lama menatap kaca sambil senyum senyum lalu berangkat ke kampus deh. apa yang sedang aku rasa akhir-akhir ini? rasanya aku mendapati energi positif ku lagi setelah berlama-lama aku tak dapatkan energi itu. tak mungkin tak ada suatu hal yang mampu menggerakan aku seperti ini..tanpa kusadari aku jatuh cinta

 "dor...bengong kan tuh. lagi mikirin siapa coba?" ujar temanku melly
 " eh kamu, enggak kok, lagi inget-inget aja tadi lewatin berapa orang ganteng ya dari rumah ke kampus"
 "ihhh rajin banget si diitungin, udah yuk ke kelas daripada bengong disini"
 " siapa yang bengong. orang lagi merhatiin orang juga, keceplosan. mati introgasi udeh nih"
 "hayoo udah keterlanjuran cerita ah cerita siapa sih yang mana orangnya?"
 "mau tau? ke kelas aja yuk dulu"

 senyum ku tetap terjaga sampai kelas pun aku senyum-senyum ga jelas membuat temenku heran, karna aku yang dulu berubah jadi seceria, semangat, dan ya seperti ini lah kembali seperti semula.

 " ayo cerita siapa yang kamu perhatiin orangnya?"
 " liat arah pintu, aku itung sampe tiga pasti dia nonggol...satu..dua..tiii....tuhkan belum selesai orangnya buka pintu" aku hanya bisa salting disini
 " ooooh pantesan tiap ada dia jaim banget, sekarang salting lagi kaya gini hahaha"
 " ssttt udah nanti ketauan. biasa aja napa biasa" ucapku

 dia ini teman sekelasku, udah lama aku memperhatikan dia. mungkin sejak pertama kita ketemu itu waktu dia pakai baju batik. dalam hatiku berkata, ada gitu bukan dalam rangka apa-apa pake baju batik, lucu juga sih. nah sejak itulah aku menitipkan pandangan yang tak pernah terlepas dari dia. mungkin kita ketemu hanya beberapa waktu dan belum kenal deket.

 " lo suka sama dia? kok ngeliatin mulu" ujar berry temenku
 " enggak kok. apan sih nanyanya, orang lagi bengong"
 " bengong lo tuh ga biasa, mau boong lagi keliatanlah dari mata lo. kalo ada dia langsung bercahaya gitu"
" lebay tau ga lo"
" jujur aja deh sama gue gapapa, ga ember deh janji"
"lucu aja itu orang, potongan rambutnya, matanya, senyumnya, aduh bikin gue ga bisa lupa"
" tuhkan bayangin yang enggak enggak deh kan"
 " bukan sih yeee lo mah"
" udah ah gue laper lo mau ikut makan ga?"
"kemana? tempat biasa? ikut dong"
 " tuhkan giliran ada maunya aja deh"

 tempat biasa itu warung kecil sekitaran kampus, dan yang aku tau si dia ini langganan makan siang disitu pasti. makanya aku semnagat kalo diajakin kesitu sama berry. berry ini teman dekatku sejak masuk kuliah, makanya aku paling ga bisa berbohong kalo cerita sama dia. dan dengan adanya berry ini aku bisa maju satu langkah kedepan..

 " tuhkan ada dia, jangan macem-macem lo" aku panik
 " cuma satu macam aja kok ga ada yang lain" ledek si berry
 aku cuma bisa pasrah kalo gini caranya
"woy, makan lo disini ?" tegur berry
" lo liat gue lagi ngapain disini? lagi nyawah?" balas dia
" eh kenalin nih temen gue, nina namanya. nin ini robi?" mulai keisengan berry
"hai gue nina, salam kenal" lalu ku injak sepatu berry
" hai juga nin, mau aja sih lo temenan sama berry" ledek robi
" maunya nina mah cuma deket sama lo" berulah si berry
" becanda lo bukan main ber hahahha"

 mulai deh kalo udah berry begini, aku yang ketimpalan menjadi bahan cenggannya dia. aku ga tahu harus seperti apa didepan robi. kalo berry bilang kaya gitu emang ga salah sih, tapi aku masih tau malu, dan mukaku memerah sesaat. aku dan robi disitu akhirnya bisa ngobrol panjang, tukar pikiran, tukar nomer handphone, tukar pin, dan belum sempat menukar hati. semenjak hari itu kita lebih sering ngobrol melalui chat, sms, saling menyapa dan belajar bersama kadang-kadang. kedekatan kita sudah semakin dekat namun lagi-lagi aku hanya menahannya tak berarti aku mengungkapkannya. agak sebel kalo lihat dia sedang asik sama cewek tanpa memandang ke arahku, lalu serius membalas chat ketika sedang bersama ku, dan cerita-cerita tentang masa lalunya dia.

 " kalo suka tapi cuma bisa diem gini emang lebih banyak sakitnya ya, sakit kalo liat dia sama cewek jalan sambil bercanda-canda, sakit kalo hanya bisa memandang dia dari jauh hanya mata yang mampu menyentuhnya, sakit saat dia hanya menceritakan tentang masala lalunya, sakit kalo menahan sesaknya rindu tiap malam kebiasaan kita, dan lebih sakit kalo kita mendem perasaan ini aja" kata-kata ku tiap aku melihatnya

 namanya juga wanita, kalo suka sama orang pasti lebih milih diem, ga berani bilang walaupun tau itu rasanya sesak. tapi mau bagaimana lagi. udah kodrat susah. cuma bisa menunggu, menunggu kedatangannya yang ga pasti. cuma bisa sabar, sampai dia mengakui adanya kita. akupun sempat tak tau haruskan ku pendam atau ku ungkapkan semuanya. namun mengapa ketika didekatnya hanya jantung ini yang bergetar, dan mulutku tak mampu rasanya mengucapkan.

" aku hanya mampu melihatmu dari kejauhan, tak berani menyapa, tak berani menyentuh. aku hanya berani memandangmu. aku hanya mampu bicara di belakangmu, saat apa yang tak bisa ku ucapkan depa matamu tapi ku sanggup lakukan ketika dibelakangmu. aku hanya gadis yang mengaggumi mu, tapi tak mampu mendekatimu. aku jalani hari-hariku menunggumu, menunggu kau datang tanpa ku tau itu kapan. aku hanya tersenyum ketika mata mu memandang kepadaku dan memabukkanku. aku tak sanggup sungguh aku tak sanggup menahan, meredam, dan menghilangkan segala rasa yang berkecamuk saat berada didekatmu. ingin ku katakan namun ku hanya diam...."-aku yang suka diam dalam suka

---------------------------------------------------------------------------------------------------------
*dibaca boleh, dicopas izin dulu

NoviaMiftahulJannah

Tidak ada komentar: